Senin, 28 Februari 2011

mengetuk hati permaisuri

Aku berlabuh di dermaga rencana Tuhan.
Di perbatasan pantai Tabanio

Menuju pintu sakral laut utara jawa
Ziarahi ruang berdinding guci yang suci

Namun, akalku terbatas menafsirkan makna, saat itu.
Bahwa suatu hari aku kembali tidak ke pintu itu lagi
Mengetuk hati permaisuri di jendela
Keraton. Kemudian menjadi pasutri sejati

Menjembatani hari ke hari lain tanpa bertanya
Melintas ke utara laut tanpa maksud merajut rasa
Kembarai kota tanpa rencana; hanya linglung saja
Di sinikah aku terdampar?

Menerawang pertanyaan di setiap jelaga

0 komentar: