Jumat, 31 Desember 2010

selamat berpisah

selamat berpisah, kenanglah
laki-laki yang berdiri di balai-balai bambu
memandang danau kembar siang yang silam
pandanglah seperti diam tembok puri
di pundaknya renda-renda langit
mewiru dukana, liar awan di angkasa
tak tahu tujuan pasti
biarkan cinta pulang ke cinta
rindu pulang ke rindu, bila negeri ini sunyi
biarkan darah lukaku menetes
membasahi mimpi-mimpi yang kabur
pandanglah aku dari jauh
seperti engkau memandang bukit
di seberang danau kembar waktu silam
berlatar kabut yang suram
selamat berpisah, biarkan aku berjalan
tetap di negeri ini
biarkan duka pulang ke duka, ke rumah sukmawi
di sini aku sendiri memintal riak dan angin
di danau tanpa pelabuhan.

Kamis, 30 Desember 2010

sisa-sisa waktu

Seperti sehelai daun kering saja
engkau melayang di bawah matahari
dalam gigil dan denyut bimbang
saat kududuk di kursi panjang
mengukur pemandangan
yang bergerak dalam matamu
begitu lama, ilusi yang kusimpan dulu
terhenti di sudut impian kabur
kini engkau tampak berdiri jauh
di bawah rimbun randu
sebaris kabut mengapuk di pucuknya
matahari sumbing menjelang senja
di kursi panjang ini
aku telah mengukur pemandangan
sisa-sisa waktu akan tetap meruang
berhembus ke balik hidup masa datang.

Rabu, 29 Desember 2010

pagi yang lelah

Pagi yang lelah
bagi jiwa-jiwa yang lelah

lantaran terlalu
sering tersakiti hatinya
oleh asmara,cinta
dan harapann semu
serta impian
yang tak kunjung menamu

energi kesabaran
serasa berkurang
uleh waktu

Tuhan..
Hanya Engkau
Maha Perkasa

Ijinkanlah hambamu
Bermanja dengan-MU
melepaskan penat
dan segala deru debu

Selasa, 28 Desember 2010

tak ku pinta

sendiri, bukan mauku bukan inginku...
jika menangis, salahkah aku ?
tak ingin tersakiti, tak ingin menyakiti...
namun akhirnya tersiksa diri

sepi, tak pernah kuingin tak pernah kumau
pejamkan mata, coba bunuh dengan mimpiku
sejenak datang sekejap hilang,
tak terbunuh dalam angan melayang,

sendiri, sepi tak pernah kupinta,,,
terima sebagai anugerah Penguasa....

Senin, 27 Desember 2010

ragu

Tuhan...
dengarlah keraguan hambamu ini

di pagi yang seharusnya
disambut oleh mentari
kini hujan menyelimuti

seakan semua larut
dalam dinginnya malam
menidurkan para impian

seperti halnya diriku...

aku yang merasa dirundung pilu
berteman dengan kesendirian
cinta tulusku tanpa dia

Tuhan...
aku lelah....
Tuhan..
Kuatkan hamba...

Minggu, 26 Desember 2010

sayap patah

aku rindu masa lalu
saat hidupku begitu sempurna
tak ada airmata luka
yang hiasi mata dan kalbuku

aku rindu masa lalu
saat sayapku masih dapat ku kepakkan
dan ku pun mampu terbang ikuti rasa dan hatiku

aku rindu masa lalu
saatku selalu tertawa
tersenyum menyambut pagi

kini...
sayapku tlah patah
tak mampu lagi aku sebebas merpati
jangan kan tuk terbang
berjalan pun ku slalu tertatih

keangkuhan dan dusta
tlah merenggut yang kumiliki

hanya hati yang selalu pasrah
raga yang kian melemah
dan senyum yang kian mengambang
yang mampu ku miliki kini..

Sabtu, 25 Desember 2010

samar dalam kelabu

Dia satu nama yang pernah tertanam di jiwa
Setia menanti dengan satu hati
Sabar menunggu dengan satu rasa
Hingga jawaban itu tiba untuknya
Entah saat itu apa yang ku derita
Hingga ku tak sadari rembulan dibelakangku
Bersinar samar dalam kelabu
Hingga sang bulan hampir lelah berpendar
Mungkin benar…!
Ku terlalu sibuk memandang senja yang terbakar
Yang tinggal sedikit mengambang di hausnya kehidupan
Sampai tamparan ombak menyudut batu menyadarkanku
Baru aku tau bahwa cahya itu untukku
Baru ku mengerti bahwa kau tlah lelah menanti
Sekarang lihatlah ku berbalik ke arahmu
Merangkum segala cahaya yang dulu tak bisa ku rasa

Jumat, 24 Desember 2010

gadis malam

ku sapa dirimu dengan senyuman
walau ku tahu masyarakat mencerca

dan memakimu dengan banyak hinaan

namun aku disini
tak bermaksud begitu
aku ingin berucap terima kasih
atas semua pengorbananmu

karenamu
ribuan, jutaan, milyaran
 perempuanku kini

atau berapapun jumlahnya

belum terjamah oleh tangan2 telanjang

terima kasih
gadis malam
kau sangat berjasa

Kamis, 23 Desember 2010

menanti pagi

Dalam pekat malam
Anganku terbang melayang
Jiwaku resah berkepanjangan
Hatiku remuk berhamburan

Dalam pekat malam
Mimpiku ngeri dan mencekam
Ragaku hanyut dihempas topan
Ditelan dinginnya angin malam

Elegi cinta yang tak berdawan
Mengiris hatiku yang suram
Menggores fenomena kehidupan
Merobek sanubari yang gersang

Cahaya bulan ditutup segumpal awan
Tak mampu melawan kejamnya malam
Membisu tak berdendang
Tak pelak kuhanyut dalam kegelisahan

Tinggalkanlah aku wahai malam
Kutak sanggup lagi bertahan
Sinarku redup di ujung padam
Telah kau rampas mimpiku dengan kejam

Dimana pagi yang kau janjikan
Dimana sang surya yang kau pinjam
Kubutuh cahaya tuk bertahan
Kuingin cintaku kembali bernyanyi riang

Rabu, 22 Desember 2010

dialah Ibu

ketika subuh mencapai ke peraduannya
ku lihat sosok pelindungku
berdoa kepada Tuhan
agar aku diberi keselamatan

Dialah IBU

yang memiliki kulit berkerut
namun bercahaya jika dipandang
yang memiliki rambut beruban
namun tetap bercahaya sebagai mahkota

kalbuku terasa sejuk
dibanding aku melihat sang kekasih
yang tak kunjung menemani

"IBU
doaku terpaku untukmu
sebagai kepatuhanku"

Amin

Selasa, 21 Desember 2010

Resah mimpi malam

Saat malam dalam pangkuan rembulan
Berkas cahaya karang tak mampu membias
Saat langit semakin gelap
Kebimbangan semakin menyayat
Otak tak lagi menjejak tanah
Rasa tak lagi bersahabat dengan nurani
Semua hilang ditelan sunyi dan kepalsuan
Semua tersingkir oleh aroma kepedihan
Jalan setapak semakin muram
Meninggalkan jejak-jejak darah
Semakin resah, semakin tak tentu arah
Tubuh liar gontai di atas tanah
Menggali kubur perangai yang lalai
Mengejar hasrat, mengejar mimpi
Kerinduan pelangi tak lagi terobati
Keindahan cakrawala hanya sebatas jari
Sepi ini kian sulit terlewati

Senin, 20 Desember 2010

tidurlah nurani n brainy

tidurlah Nurani..
tak usah kau rasakan rasa
dalam sukma

tidurlah Brainy..
tak usah kau fikirkan
masalah yang ada

tidurlah..
biarkanlah malam menyelimutimu
kegelapan menghangatkanmu
bulan bintang mengindahkanmu

dan nasehat sahabatmu serta doa
jadikanlah ia cahaya
dalam mengarungi hari esok

terimakasih sahabat
kau telah menguatkanku

Minggu, 19 Desember 2010

satu hati untuk satu rasa

Satu hati tercipta untuk satu rasa dalam sebuah jiwa
Takkan ku biarkan dia hilang tanpa makna termakan waktu
Dalam penantian yang melelahkan hati
Ku akui naĆÆf dan ironi diriku hannya mampu hidup dengan memuja
Meski ku akui ini semua membelenggu sebelah jiwaku
Meski ku akui ini semua menghilangkan sebelah hatiku
Tapi tetap kan ku jadikan sisa rangkaian mimpi indahku
Yang masih bertahan disini di relung yang sepi
          Dalam gelap yang tak ku sadari memilukan
          Memisahkanku dari dunia nyata
          Menciptakan satu kehidupan terindah
Dalam kota di balik mimpi
Haruskah ku ungkapkan semua keindahan itu…?
Tuk kurangi bebanku yang terus melawan hati

Sabtu, 18 Desember 2010

relung masa

mentari mengapukan baunya cahaya
diatas tangan-tangan genting
merayapkan benih-benih api di antena
meluapkan banjiran ke udara

puing-puing sempana itu
mulai kembali membangun suaka
besaran di atas tali jagat raya
menumpahkan susu dari mulutnya
mengganti dengan sungai-sungai madu

dan kala bor semangat kembali dinyalakan
mesin-mesin itu kembali memberontak
mengotak-atik program-program
dalam otak-otak jaman

dan kala cempaka itu ditaburkan
diatas lebatnya pusara
menyalakan api cahaya
dalam relung masa

Jumat, 17 Desember 2010

anggrek yang tertutup oleh mawar

ada sebuah bunga mawar.
bunga mawar terlihat sangat cantik.
dengan pot yang bagus.
semua orang yang lewat memandang kagum
kepada mawar dengan keelokannya

aku pun begitu...
aku terpana kepada keanggunan bunga mawar
aku tau bunga mawar itu memiliki duri
namun setiap kali aku menyiraminya
aku berusaha menghindari durinya

ada juga sebuah bunga anggrek
letaknya dibelakang pot bunga mawar
setiap kali kupandang ke jendela
tampak anggrek yang menyejukan hati
bunga anggrek memiliki kecantikan alami

sayangnya...
tidak semua orang dapat melihat kecantikannya
entah karena bunga anggrek yang pandai merahasiakan kecantikannya
atau karena tertutup oleh keelokan bunga mawar

aku pikir bisa menyirami bunga mawar
tanpa terluka oleh durinya
tapi ternyata duri-durinya menusuk jari-jari
saat aku mencoba menyiraminya siang itu
aku bersihkan luka itu dengan air
tapi entah kenapa masih saja sakit
kuhiraukan rasa sakit itu
karena masih ada anggek yang harus disiram

kelopak bunga anggrek yang berwarna ungu kebiruan
terasa sejuk saat kusiram
rasa sakit karena tertusuk duri mawar pun hilang
saat menyentuh bunga anggrek yang cantik itu
benar-benar anggrek yang cantik dan lembut

saat ini mawar tumbuh besar dan dapat terlihat dari jendela kamarku
namun aku kehilangan anggrek berwarna ungu itu

Kamis, 16 Desember 2010

akhir subuh

subuh mengalir dari hidung hari, seperti segar darah.
di langit yang masih pucat
dua ekor burung melintas lurus
lalu lepas tertelan batas pandang
dari radius tak terbaca
aku merasakan hembusan nafasmu
berjalan tergesa menyobekselaput angin

“jangan, jangan singgah di halte kumuh
yang bercokol pada lembar ingatanku”

tepian silet yang mengecup permukaan kulit
terasa lebih ringan dibandingkan hembusan nafasmu itu.

melulu ada memar sekeras batu
yang enggan hengkang
walau dibacakan mantramantra penjinak ombak
dan keriuhan yang datang perlahan dari lubang jam
menjadikanku lagi karib sendalu

Rabu, 15 Desember 2010

resah

Bila kutatap langit biru
Selalu terlihat bayanganmu
Ingin kurengkuh namun begitu jauh
Oh Tuhan…dekatkankanlah diriku
Ke langit biru, walaupun kutahu
semua itu hanya khayalan semu

Selasa, 14 Desember 2010

selimut hati

akhirnya biduk telah berlabung di dermaga biru
setelah sekian lama terombang ambing

tanpa tau kemana harus menuju
aku bahagia dalam dekapan sayangnya
meski harus menguras air mata

ternyata tak ada yang sia-sia
kabut sutra telah membelaiku dalam hangat
kau adalah selimut hatiku yang selama ini ku cari

Senin, 13 Desember 2010

hari-hari tirani

Seandainya, ku mampu berbicara dengan langit
Mengadu pada bumi
dan berteriak bersama laut
Tapi, rasanya itu sangat hiperbola
Ku hanya bisa meraung bersama batin
Menangis bersama hati
Dan melamun bersama angan
Ku tak bisa lakukan apapun
Hanya irisan perih yang ku dapat
Hanya bayangan malu yang selalu hadir di hari-hariku
Sendiri ku menanggung deritaku
Tak ada rindang di hatiku
Tanpa kesuburan dan kesegaran
Hanya ketandusan dan kegersangan di hatiku
Buaian angan yang tertumpah sia-sia
Kemarahan terus menggores dan mengikis kesabaranku
Semakin lama semakin menipis
Hingga aku tak tahan dengan cobaan yang engkau berikan
Kuatkanlah imanku agar aku tak terjerumus
dalam lubang kedzaliman bersama orang-orang yang dzalim

Minggu, 12 Desember 2010

tetes gelap

Sebercak darah tececer
Melukis dinding kamar
Warna merahnya menodai
Putih tembok kediaman pribadi

Siapa yang berani bermain api…
Bukankah langit selalu mencurah hujan
Gurun selalu menabur debu
Samudra selalu menyiram bumi??

Ku cari simpul dalam keraguan
Meraba tanya kesana kemari
Dan aku tahu….
Ia adalah tetes gelap isi hati

Sabtu, 11 Desember 2010

jejak malam

Kurasakan...
Jejak - jejak tangis malam
yang masih melekat
di antara mataku yang lesu

Semuanya..
Hanya sebuah jejak..

Dan kini...
Ku kembali dalam kehidupan
Kehidupan panjang melelahkan...

Jumat, 10 Desember 2010

harmoni kehidupan

sebuah alunan melodi
harmoni kehidupan
membawa suasana riang

benar - benar sayang
bila sebuah melodi indah
hanya diisi oleh keluh kesah

kawanku..
inilah harmoni kehidupan
suka senang selalu ada
namun jangan pernah kau kecewa
untuk dilahirkan di dunia

berbahagialah..
kawan..
jalanmu masih panjang...

Kamis, 09 Desember 2010

bukan hujan biasa

Ini….. Bukan….. Hujan….. Biasa…..
ini hujan penundaan
Semua orang tertunda untuk sampai ke tujuannya
Banyak uang tertunda di dalam proses peputarannya
Kerugian tinggal menunggu waktu untuk dihitung

Ini….. Bukan….. Hujan….. Biasa…..
ini hujan kecemasan.
Cemas akan datangnya banjir
Cemas akan datangnya penyakit
Cemas akan kehilangan harta benda

Ini….. Bukan….. Hujan….. Biasa…..
Setiap cm ketinggiannya selalu dicermati
Setiap detik waktu yang berlalu selalu diamati
Setiap inci pergerakannya selalu di teliti

Ini….. Bukan….. Hujan….. Biasa…..

Rabu, 08 Desember 2010

keluh

aku ingin mengeluh kepada bintang
namun awan menutupi malam
dengan mendungnya

aku ingin mengeluh kepada bulan
namun bulan tiada tampak sempurna
masih bulan muda, bukan bulan purnama

Selasa, 07 Desember 2010

di ujung petang

bak berjalan di ujung petang

menuju batas yg berpalang
rindu akan buaian malam

bersama embun menjaga malam

Senin, 06 Desember 2010

berakhir sama

kau sematkan pelangi

dan kau bubuhkan mendung

serta hujuan di dalamnya...


suatu rasa tersiksa yang menyenangkan

namun mungkin kan berakhir sama

di kala yang lain juga bersamanya...

Minggu, 05 Desember 2010

kenangan usang

kubakar sepucuk kenangan usang
dengan jilatan matahari tua
yang menggantung diatas tiang layar perahu kecilku
tapi justru kecemasan yang mengepul
melukis warna warna kelam cakrawala

abunya berhamburan digigit laut
menyatu dengan buih buih perihhhh

lalu, tiba tiba saja wajahmu hadir sebagai badai berkecamuk dijiwa
melemparku ketengah pusaran rinduuuu
luka semakin parahhhhh
dan akupun tenggelam tertelan ombak kepedihan..

Sabtu, 04 Desember 2010

bila

Bila sunyiku ...
Bagaikan reranting dipucuk dahan
Kering dan keriput diterpa panas dan hujan
Walau terbasuh embun jalanan dipagi hari
Terkikis segala impian dan lukisan pelangi

Bila Perihku ...
Selaksa api menghanguskan kanvas
Merengkah jantung,
Merobek denyut nadi
Namun ku kan tetap berdiri
Dalam sunyi yg tlah kutetapi ...

Jumat, 03 Desember 2010

arti pelangi

hujan...
sering kali datangnya
tak diharapkan
sebagai seimbol kesedihan

terbersit pertanyaan
di dalam fikirku

apalah arti pelangi
jika tiada hujan
yang turun silih berganti ?

apalah arti sebuah kesabaran
jika setiap masalah selalu
menjadi sebuah beban ?

Tuhanku..
Ampuni aku..
yang selalu berkeluh kesah
Terhadap kepastianmu

Kamis, 02 Desember 2010

mendung

langit masih sembab, kawan...

Rabu, 01 Desember 2010

kepada perempuanku

Ada kegundahan di kehangatan pagi
Ketika dingin menyelinap di jendela kulit
Kepada perempuanku
Tolong
Tuangkan secangkir kopi terpahit
Dan sepotong roti ternikmat untukku
Dan sapalah aku dengan senyum khasmu itu
Disini